it's me..

Selasa, 22 November 2016

Di Wajah Bulan

Di Wajah Bulan
Oleh: Wahyu Wiji Astuti

Di wajah bulan tak ada lagi suka
Dan cerita hanyalah serbuk sejarah
yang diterbangkan angin, diamuk cuaca

Bulan bertengger di beranda malam
Sedang angin alpa menghembuskan satu pesan
tentang matahari yang ditunggu-tunggu datangnya

Bulan masih menunggu kabar lewat kemayu awan,
yang di selendangnya disisipkan sebuah pesan,
luruh ketika gemuruh bernyanyi sopran
luruh ketika awan menjelma hujan

Lalu pesan yang tertinggal hanyalah sebuah tenung
Sedang tunggu, masih rona merias wajah bulan


Maret 2011

Rabu, 19 September 2012

RINDU INI MASIH SAMA


RINDU INI MASIH SAMA
                                    Wahyu Wiji Astuti

Lelakiku,
Rindu ini masih ada, masih tertata
Di tempat ini, semua masih sama
Tak ada yang berubah, kecuali satu; kau

Aku masih sering bermimpi
Pada suatu ketika kau kembali, pulang
dan tinggal di sini
Sebagaimana di persimpangan itu kau pergi,
begitu pula kau kembali

Lelakiku,
dalam ceracau malam, namamu masih dan selalu kuseru
Di persimpangan yang pernah merenggut bayangmu
Langkahmu masih kuingat

Di situ pula aku pernah menoreh namamu
Agar suatu waktu kau tahu, di sini aku pernah menunggu
menunggu, seperti kala itu
pada kali terakhir ku tatap punggungmu lekat-lekat

                                    dalam rindu abadi,
                                    September 2012

Selasa, 03 Januari 2012

Mati, untuk apa dicari
Karena mati tak bersembunyi


Aku ingin menangis,
Bolehkah?

Aku ingin memaki jiwa pembohong!
Memukul hati batu

Aku ingin meringkuk dalam liang,
Menunggumu pulang

Jangan hempaskan lagi hatiku,
Hatiku tlah berkeping

Kamis, 30 Juni 2011

JEMPUTLAH BAHAGIAMU, BILA BAHAGIAMU ADALAH TANPAKU

Kuterjemahkan bahagiamu ketika janji kau lucuti.
Kuikuti maumu, maka itu berjanjilah untuk bahagia selepas ku pergi
sebab kebahagiaanmu adalah bahagiaku...
sekalipun bahagiamu adalah meninggalkan aku...

Minggu, 17 Oktober 2010

Syair yang Tak Selesai

Syair yang Tak Selesai

Menudung dialog jiwamu, mengisyaratkan aku tentang luka yang mengsinggasana

Kumohon jangan hentikan lagu pemujaanmu di sepanjang liku jalan yang membenalu
meski terlalu kelu untuk bersenandung, meski terlalu curam untuk menyeberang

Dengarlah, ini bukan sekedar drama pembohongan!
Apa yang kuseduh dalam diorama persekutuan malam dengan petang
adalah rahasia hati yang tak tereja dengan lidah, tentang rasa yang mulai meraja

Dengarlah, kerinduan yang pernah berkumandang di sepanjang perjalanan, adalah kejujuran yang datang dari sini. Dari tempat yang sepi.
Aku takut, aku takut! Kalau-kalau dipersimpangan itu hanya kan kutemui satu bangku
Akh,, entahlah…

Ini belum selesai, sungguh ini belum selesai
Tapi aku tak tahu harus menitikkan ini dengan kata apa
Maka biarlah ini tak selesai, sebab aku takut menerka rahasia Tuhan
                                                                        Oktober, 2010

Selasa, 28 September 2010

Masih Tentang Engkau




Masih tentang Engkau

Tentang engkau,
Ketika sunyi merengkuh matamu, lantas menatapku beku.
Dan di hatimu aku berlari-lari di selasaran senja                      
“Ada yang tak bisa ku tangkap”, ujarmu.
Aku malu

Masih tentang engkau,
Aku tak tahu jika ekor matamu mencari-cari lengkung senyumku
Yang tertimbun di tumpukan pilu

Dan pagi itu, suara kita beradu,
Tatapan kita bertemu, hingga bersemu wajahmu.
Lalu dahimu seolah-olah mengadu
Tentang  jendela yang merindukan lengkung pelangi

                                                                                    Serambi KOMPAK,  Desember 2009
Add caption
                                                                                               

Sabtu, 11 September 2010

Untuk Lelakiku


Untuk Lelakiku

Telah kutemui engkau dalam mimpi kala lelapmu merdu wahai lelakiku,
ketika aku berlari dan menemuimu di persimpangan -tempat biasa kau menungguku, tempat biasa aku melepas lelah- katamu
Tapi kau tak tahu, sebab aku tak tega membangunkanmu yang lelap dalam lelahnya menunggu
Maka hanya dalam mimpi aku menyapamu

Aku takut kau tak lagi sudi menunggu
Aku takut suatu saat aku berhenti berlari , tak lagi kutemukan wajahmu di persimpangan itu…

Medan, 21 Agustus 2010